Navigation



Peranan Umat Islam Dalam Pembangunan Ekonomi

02.50, Posted by Drs. Murgianto, MS, No Comment

di unduh dari : www.untag-sby.ac.id

Pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan telah menghasilkan krisis lingkungan hidup dunia yang ditandai dengan meningkatkadnya pemanasan global. Guna mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu agenda pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yaitu upaya yang menyerasikan antara pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup. Di dalam pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup umat Islam mempunyai peranan strategis karena dalam agama Islam telah diatur dalam Al Quran , pada Q .S 16:97, Q.S 2: 29, Q.S 6 : 95, Q. S 6: 95, Q. S 10:6, Q.S 16,66,67,68 dan Q; 27,28. Di dalam pemanfatan sumberdaya alam harus memperhatikan unsur ekologis, pemeliharaan alam dan tidak membuat kerusakan dimuka bumi. Hal ini selaras dengan konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Untuk berpartisipasi secara aktif dihimbau semua umat Islam di dunia berkomitmen untuk menanam satu pohon baru setiap tahunnya, menyebarkan nilai-nilai lingkungan hidup dan memprakteknnya lewat berbagai macam profesi atau jabatan yang sedang disandangnya dengan ajaran Islam. Sedangkan untuk menghadapi tantangan global umat Islam harus belajar ilmu pengetahuan dan teknologi, menghentikan eksploitasi lingkungan yang berlebih dan menghimbau dunia industri untuk berperan dalam mengatasi kerusakan lingkungan hidup dunia.

Latar Belakang

Paradigma pembangunan ekonomi yang direkomendasikan untuk percepatan pertumbuhan ekonomi di negara sedang berkembang oleh teori literatur barat adalah growth atau pertumbuhan. Dalam teori tersebut dianjurkan agar negara berkembang memanfaatkan sumberdaya alam, teknologi dan modal dengan cara industrialisasi. Tidak sedikit negara sedang berkembang yang percaya pada teori tersebut dan melaksanakannya dengan cara yang kurang tepat. Hal ini terlihat dari tidak sebandingnya input dengan output. Terlihat dari masih rendahnya pendapatan per kapita di NSB tetapi sumberdaya alamnya semakin habis atau rusak. Ini artinya model pertumbuhan yang dijanjikan oleh Barat tidak terbukti kebenarannya dalam mempercepat kemakmuran masyarakat di NSB.

Dalam tiga puluh tahun terakhir para perencana ekonomi pembanguanan semakin sadar betapa pentingnya imflikasi yang ditimbulkan oleh berbagai persoalan lingkungan hidup terhadap keberhasilan upaya-upaya pembangunan ekonomi. Kita mengetahui bahwa percepatan pertumbuhan ekonomiyang tidak ramah lingkungan akan menghasilkan jurang kemiskinan dan secara langsung akan mempercepat degradasi lingkungan. Kerusakan atau degredasi lingkungan dapat menyusutkan pembangunan ekonomi karena kerusakan lingkungan akan menurunkan produktivitas sumberdaya alam serta memunculkan berbagai masalah kesehatan, dan gangguan kenyamanan hidup. Dalam pertemuan ilmuwan di Kuala Lumpur 2 Juli 2007 disampaikan bahwa akibat peningkatan temperatur global akan memiliki dampak luar biasa terhadap kesehatan manusia di kawasan Asia Fasifik berbagai penyakit akan muncul, gagal panen, banjir, bencana alam yang lain, dan disimpulkan juga bahwa pemanasan global telah secara serius mengancam kesehatan manusia. Sadar akan masalah tersebut di atas munculah konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan untuk mencari keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Pembangunan yang Berkelanjutan

Pada tanggal 5 Juni 1972, negara-negara bersepakat memperbaiki lingkungan dan menyelamatkan bumi yang hanya satu ini. Dalam Koferensi khusus Perserikatan bangsa-bangsa disepakati konvensi menyelamatkan lingkungan hidup melalui ikhtiar antar bangsa. Dan sebuah organisasi PBB dibentuk dengan nama United Nation Environment progamme (UNNEP). Dari organisasi tersebutlah lahir suatu konsep pembangunan yang berkelanjutan, yaitu suatu konsep pembangunan yang memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan saat ini dapat memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengkompromikan kebutuhan generasi yang akan datang untuk mencukupi kebutuhan mereka sendiri. (Komisi Pemb: 12). Para ahli ekonomi pembangunan memberlakukan istilah berkelanjutan atau berkesinambungan (sustainability) dalam upaya untuk memperjelas hakekat keseimbamngan pembangunan yang paling diinginkan, yakni pertumbuhan ekonomi di satu sisi, dan pelestarian lingkungan hidup atau pelestarian sumber daya alam di sisi yang lain. Atau secara singkat dapat dirumuskan istilah berkelanjutan adalah pemenuhan generasi sekarang tanpa mengurangi atau merugikan kebutuhan generasi-generasi yang akan datang. Sedangkan para ahli ekonomi, pembangunan ekonomi baru dikatakan berkesinambungan apabila stok modal tetap atau meningkat dari waktu ke waktu (Todaro, 408). Dari konsep tersebut kualitas kehidupan atau pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang sangat tergantung pada jumlah dan kualitas lingkungan yang ada saat ini dan saat yang akan datang.

Dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992 (United Nation, 1992), konsep dan strategi pembangunan berkelanjutan mendapatkan perhatian yang sangat besar dengan dituangkan dalam dua prinsip Deklarasi yaitu (prinsip 3 : Keinginan untuk membangun harus sedapat mungkin memenuhi keseimbangan antara kebutuhan pembangunan dan lingkungan dari generasi saat dan masa depan. (Prinsip 4 : dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan sebaiknya dimasukan sebagai satu bagian integrasi dan proses pembangunan dan tak dapat dipertimbangkan sebagai bagian yang terpisah dari pembangunan.

Dalam agenda 21 global tahun 1992 (United Nation 1992) yang disepakati sebagai progam aksi untuk menerapkan Deklarasi Rio, tertulis bahwa pembangunan berkelanjutan memerlukan satu komitmen berbagai pihak dalam satu negara, baik pemerintah maupun swasta, disesuaikan dengan kondisi spesifik negara tersebut, yang mampu menampung partisipasi penuh dari semua pihak. Pemerintah yang jujur dan demokratis adalah elemen dasar bagi tercapainya pembangunan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan ini diisyaratkan (1) meningkatkan potensi produksi dengan cara ramah lingkungan hidup, (2) menjamin terciptanya kesempatan yang merata dan adil bagi semua orang .

Secara konseptual model pembangunan yang berkelanjutan sangat tepat dan akan dapat membuat keseimbangan lingkungan hidup dan pembangunan ekonomi guna menciptakan kemakmuran masyarakat. Tetapi mengapa yang terjadi justru kemerosotan lingkungan hidup,kemiskinan dan pengangguran terus saja meningkat. Sampai-sampai para negara maju membuat agenda Milinium Development Goals (MDGs) sebagai agenda utama untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi yang berkelanjutan mutlak harus dilakukan oleh semua negara didunia untuk mencegah terjadinya kemerosotan kualitas lingkungan hidup yang pada akirnya akan menimbulkan bencana alam.

Islam dan Lingkungan Hidup

Pandangan agama Islam sangat positif terhadap lingkungan dan sangat preventif, bahkan konsep Islam terhadap lingkungan sudah ada sejak dulu saat Alquran diturunkan. Hal ini terlihat dari kontribusi Alquran terhadap lingkungan berikut ini : Dialah Allah yang menciptakan kamu dari unsur tanah dan memerintahkan kalian untuk memakmurkan, mengelola lingkungan (Q.S 17: 61). Pesan ayat ini menurut Ibnu Katsir, adalah melaksanakan pembangunan dan mengelola bumi artinya kemakmuran di bumi ini terjadi kalau manusia memanfaatkan lingkungan secara baik dan benar dalam perfektif ekologis. Konsep Alquran seperti itu diderivasikan dari ayat lingkungan seperti barang siapa yang berbuat baik ,lelaki atau perempuan, asal ia beriman niscaya ia akan mendapatkan kehidupan yang bekualitas (Q. S 16.97). yang menjadi tolok ukur kualitas dan prestasi adalah berdasarkan produk pinal hasil karya pembangunan yang dilakukan.

Alquran mengatur cukup lengkap tentang lingkungan hidup yang dilihat dari berbagai aspek kehidupan manusia. Tujuan utama untuk kemslahatan manusia di dunia dan akirat. Ialah yang telah menjadikan untuk kamu sekalian yang ada di bumi (Q.2: 29) ini menunjukan manusia diberi kewenangan, dasar kewenangan manusia diperintahkan untuk memperhatikan fenomena alam yang menjadi unsur dalam ekosistem seperti fenomena air ( Q,6 : 95) pertukaran malam dan siang ( Q,10: 6) menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan ( Q,6: 95 ) ,binatang ternak (Q, : 16,66,67,68 ) dan lainnya.

Berdasarkan konsep tersebut Islam tersebut sangat jelas bahwa semua orang di muka bumi ini dalam memanfaatkan sumberdaya alam harus untuk kemakmuran haruslah diikuti suatu kegiatan pemeliharaan dan menjaga jangan sampai terjadi kerusakan atas sumberdaya alam yang ada. Tujuan pemanfaatan sumberdaya alam adalah mengembangkan keseimbangan antara upaya peningkatan kesejahteraan hidup dengan kelestarian ekosistem sehingga bermanfaat secara berkelanjutan bagi semua manusia. Alquran menegaskan hal itu dalam ayat lain Allah SWT mengingatkan, Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di atas bumi, karena sesungguhnya Allah tidak suka orang-orang yang berbuat kerusakan (Q.28:77).

Sadar atau tidak pola pembangunan ekonomi di dunia kita saat ini sudah melanggar kaidah-kaidah Agama islam terhadap pemanfaatan sumberdaya alam. Hal ini terlhat dari ekploitasi sumberdaya alam yang berlebihan seperti : pembabatan hutan, eksploitasi pertambangan, industrialisasi yang selalu mengejar keuntungan yang setinggi-tingginya. Dampak yang ditimbulkan adalah seperti yang ditunjukan oleh para ilmuwan dari hasil penelitiannya bahwa planet bumi terancam akibat perubahan iklim, dan kehilangan habitat dan ekspansi ekonomi yang tak terbatas oleh manusia dan kepunahan spesies semakin tinggi.
Berbagai jenis penyakit bermunculan dan kehidupan manusia akan terancam, kalau kerusakan lingkungan hidup tidak segera dihentikan atau segera diperbaiki.

Mengapa Pembangunan Berkelanjutan Gagal

Seruan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan tidak banyak membuahkan hasil karena masyarakat dunia belum menangkap visi pembangunan berkelanjutan sebagai sarana untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan tetapi justru sebagai penghambat untuk pelaksanaan pemanfaatan sumberdaya alam. Kemiskinan masyarakat dunia ketiga dan kaum kapitalis juga berpengaruh terhadap perilaku dan sikap terhadap lingkungan hidup seperti yang dikatakan oleh Nafis Sadik Direktur Eksekutip United Nation Population Fund,1991 bahwa semua degradasi atau kerusakan lingkungan hidup dunia yang terjadi sekarang ini adalah orang-orang yang paling kaya dan yang kedua adalah orang-orang yang paling miskin.

Kegagalan pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup di dunia saat ini diakibatkan oleh pandangan yang terpisah antara ekonomi dan agama. Pembangunan ekonomi seolah-olah tujuan utama dari kehidupan manusia yang ditandai dengan ukuran-ukuran ekonomi seperti pendapatan per kapita. Akibatnya adalah semua negara berkembang secara besar-besaran dengan mempertaruhkan sumberdaya alamnya untuk dieksploitasi guna mencapai pendapatan per kapita setinggi-tingginya tanpa mengabaikan kerusakan sumberdaya alam yang ada. Konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan hanyalah sebatas konsep yang jauh dari kenyataan karena pembangunan ekonomi lebih dimenangkan dan pembangunan lingkungan cenderung dikalahkan.

Banyak bukti yang menunjukan bahwa pembabatan hutan untuk industrialisasi, penambangan besar-besaran, tanpa diikuti penanaman kembali, industri yang tidak ada pengolah limbahnya, tetapi tidak pernah ada hukum yang tegas menyatakan mereka bersalah. Tetapi mereka masih dianggap sebagai orang-orang yang menyumbang terjadinya pendapatan per kapita walaupun dalam jangka panjang justru perilaku tersebut akan banyak membawa bencana alam. Keringnya sikap keagamaan dalam pembangunan ekonomi mempunyai andil besar terjadinya kerusakan lingkungan hidup saat ini, bukankah Agama Islam telah mengatur semua perilaku manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam untuk kemakmuran masyarakat melalui ayat-ayat Alquran seperti yang telah dikutip di atas. Pembangunan ekonomi yang hanya bertumpu pada pertumbuhan tanpa diikuti prinsip-prinsip religius maka dalam jangka panjang hanya akan membawa bencana besar bagi umat manusia dimuka bumi ini. (Lihat kasus bencana alam yang terjadi saat ini). Jadi kegagalan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan diakibatkan oleh kelalaian umat manusia tidak memasukan memasukan agama sebagai pedoman utama dalam pembangunan ekonomi tetapi hanya mengejar pertumbuhan pendapatan semata. Melihat fenomena tersebut umat Islam harus bangkit dan menjadi pelopor pembangunan ekonomi yang didasarkan pada Agama guna mencegah kerusakan lingkungan dimuka bumi ini.


Bagaimana Peran Umat Islam Dalam Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup?

Secara demografis jumlah umat Islam relatif cukup besar yaitu sekitar 1,5 milyard dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah, umat islam mempunyai potensi yang besar dalam penyelamatan lingkungan. Apabila umat Islam secara konsisten melaksanakan ajaran Alquran seperti yang telah disampaikan diatas maka kerusakan lingkungan akan dapat diminimalisir. Oleh karena itu gerakan umat Islam untuk mengatasi krisis lingkungan dapat dimulai dari budaya di tingkat kelurga, organisasi pemerintah, lembaga keagamaan, partai politik, Pondok pesantren, Perguruan tinggi, Sekolah dasar sampai menengah atas.

Indonesia dan Malaysia mempunyai karakteristik yang hampir sama yaitu; ekonomi negara bertumpu pada sumberdaya alam dengan jumlah umat Islam paling besar. Jumlah umat Islam yang besar merupakan modal yang besar untuk melaksanakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan syarat umat Islam harus memahami dan mengetahui konsep-konsep Islam tentang hubungan antara pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup serta melakukannya dalam tindakan riil dalam kehidupan sehari- hari.

Kalau saja ada komitmen dari seluruh umat Islam di dunia dalam setiap tahun, tiap orang menanam pohon maka di dunia ini akan terjadi penambahan pohon baru sekitar satu setengah milyar tiap tahunnya. Gerakan tersebut selama enam tahun akan menghasilkan pohon baru sejumlah 9 milyar dan akan menyamai jumlah penduduk dunia. Langkah ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan hidup dunia. Penanaman pohon dapat dikosentrasikan pada lahan kritis, lahan–lahan kosong di rumah tangga atau fasilitas umum. Jenis pohon dapat diupayakan pohon produktif sehingga dapat menunjang ekonomi masyarakat.

Dilihat dari segi pekerjaan dan jabatan umat Islam mempunyai pekerjaan dan jabatan yang sangat variatif, diharapkan setiap orang mempunyai komitmen jabatannya untuk selalu menjunjung nilai-nilai lingkungan hidup sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan hidup yang didasarkan pada ajaran Islam. Misalnya kalau seorang pemimpin yang beragama Islam wajib membuat suatu kebijakan pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan,seorang guru wajib mensosialisasikan progam-progam pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan kepada murid-muridnya,seorang dosen harus mengajarkan fungsi-fungsi lingkungan hidup dalam pembangunan ekonomi, seorang Kyai di Pondok Pesantren harus juga mengajarkan materi-materi ekonomi dan lingkungan hidup kepada santrinya. Seorang petani harus bercocok tanam sesuai dengan prinsip–prinsip kelestarian lingkungan hidup, Seorang industriawan selalu menyisihkan biaya untuk mengatasi kerusakan lingkungan dan biaya konservasi terhadap sumberdaya alam baik yang bisa diperbaharui maupun yang tidak bisa diperbaharui.

Pada prinsipnya setiap umat Islam dari segala lapisan masyarakat harus berperan aktif dalam pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan bidang pekerjaannya atau sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing yang didasarkan pada ajaran Islam.Hal serupa pernah dilontarkan dalam pertemuan pemimpin Agama dan sains yang disebut Joint Appeal by Relagion and science for the Environment di Washington DC Amerika Serikat mengatakan bahwa sains dan Agama dapat dapat bekerjasama untuk mengurangi dampak yang berarti resolusi atas krisis lingkungan yang terjadi di bumi . Meskipun kesadaran pemimpin Agama sudah menyadari akan pentingnya lingkungan hidup ,gerakan umat Islam untuk mengkampanyekan perbaikan lingkungan amatlah sangat penting saat ini.

Tantangan Umat Islam Dalam Globalisasi Ekonomi

Untuk mewujudkan peranan umat Islam dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, (1)tantangan ekonomi global yang sangat berpihak pada kapital dan tehnologi, (2) Munculnya perusahaan multi internasional yang berbasiskan sumberdaya alam sering memperdaya masyarakat negara berkembang khususnya umat Islam yang kehidupannya sangat tergantung pada sumberdaya alam. Gempuran ekonomi global harus diwaspadai sebagai politik dagang negara-negara maju untuk memperluas pasar produk- produk mereka. Akibat ambisius negara industri dalam memepercepat pertumbuhan ekonomi ,mereka sering melanggar etika-dengan menekan negara berkembang untuk selalu melindungi lingkungan hidup padahal merekalah yang paling banyak menikmati pertumbuhan ekonomi dunia. Selayaknya mereka juga harus ikut bertanggung jawab terjadinya kerusakan lingkungamn hidup dunia saat ini.

Berangkat dari tantangan tersebut umat Islam mempunyai sikap yang tegas untuk menyikapi nya; antara lain belajar ilmu pengetahuan dan tehnologi, mensosialisasikan konsep-konsep islam dalam pemanfaatan lingkungan pada seluruh umat Islam maupun masyarakat non Islam di seluruh dunia bahwa pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Didalam pemanfatan sumberdaya alam tidak boleh merusak tetapi harus dipelihara dan digunakan untuk kemakmuran masyarakat.. Kita tunjukan Islam telah lebih dulu membuat konsep pembangunan ekonomi berkelanjutan dibandingkan konsep PBB tentang pembangunan berkelnjutan yang lahir saat tanda-tanda kerusakan lingkungan dunia mulai dirasakan .

Segera menghentikan tindakan–tindakan pembangunan ekonomi yang merusak atau mengeksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan. Menyerukan kepada seluruh pemimpin umat Islam di dunia untuk segera mengevaluasi kebijakan pembangunan ekonominya, dan segera melaksanakan pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan dengan dasar ajaran Islam. Memperingatkan negara indutri untuk menyisihkan sebagian pendapatannya guna mengatasi krisis lingkungan di negara-negara berkembang.

Penutup

Seiring dengan merosotnya kualitas lingkungan hidup saat ini Indonesia dan Malaysia sebagai negara yang serumpun dan mempunyai karakteristik yang sama, dapat secara bersama dan bergandengan tangan untuk berperan dalam mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah dengan cara menerapkan konsep Islam dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dengan menerapkan konsep Islam dalam pembangunan ekonomi dan pengelolaan lingkungan hidup, mudah-mudahan akan tercipta kawasan yang hijau damai di seluruh Nusantara dan seluruh jagad dunia amin.

Daftar Rujukan

Effendy A. Sumardja, Pembangunan Berkelanjutan Tantangan dan Peluang, Dalam Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, Penerbit Jurnal Pusat Study Lingkungan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia, Volume 24, Nomor 2, Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.

Komisi Pembangunan dan Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Hari Depan Kita Bersama, Penerbit PT Gramedia Jakarta, 1987

Harun Yahya , Islam Agama Yang Berkembang Paling Pesat di Eropa, http://www.google.com

Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta,1998.

Yusmin Alim, Lingkungan dan Kadar Iman Kita, http://www.google.com

Yusmin Alim , Lingkungan dan Aksioma Kerakusan Kita, http://www. google.com

....................., Kontribusi Al Quran pada Lingkungan Hidup, http://www google.com

Harian Kompas Selasa, 2 Juli 2007, Perubahan Iklim Mengancam Kesehatan Umat Manusia


Penulis : Murgianto

No Comment